Bali – Putri Presiden kedua Republik Indonesia, Siti Hediati Hariyadi atau yang akrab dikenal dengan Titiek Soeharto, memberikan tanggapan atas usulan pemerintah yang memasukkan nama Soeharto sebagai calon Pahlawan Nasional. Ia menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas penghargaan yang diusulkan untuk sang ayah.

“Alhamdulillah, terima kasih kalau terealisasi,” ujar Titiek Soeharto usai melepas tukik di Pantai Saba, Gianyar, Bali, Senin.

Titiek yang kini menjabat sebagai Ketua Komisi IV DPR RI itu berharap yang terbaik dari proses pengusulan tersebut. “Harapan saya tentu yang terbaik,” tambahnya singkat.

Sebagai informasi, Siti Hediati Hariyadi merupakan putri keempat dari almarhum Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto. Lahir di Semarang pada 14 April 1959, Titiek dikenal sebagai sosok yang aktif di dunia politik dan bisnis. Ia pernah menikah dengan Prabowo Subianto, Presiden RI saat ini, dan dikaruniai seorang anak bernama Didiet Hediprasetyo.

Pada Pemilu 2024, Titiek kembali terpilih menjadi anggota DPR RI melalui Partai Gerindra. Kini, ia dipercaya memimpin Komisi IV yang membidangi urusan pertanian, lingkungan hidup, dan kehutanan.

Proses Usulan Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto

Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) resmi mengajukan nama Soeharto untuk memperoleh gelar Pahlawan Nasional. Menteri Sosial Saifullah Yusuf telah menyerahkan berkas usulan tersebut kepada Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) Republik Indonesia yang juga menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, pada Selasa (21/10).

Dalam usulan itu terdapat 40 nama tokoh nasional, termasuk Soeharto, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan aktivis buruh Marsinah. Tokoh agama dan daerah seperti Syaikhona Kholil dari Madura, Bisri Syansuri, Muhammad Yusuf Hasyim, M. Jusuf, dan Ali Sadikin juga masuk dalam daftar nominasi.

Baca juga :  PERINGATI BULAN K3 NASIONAL, PLN UPT SEMARANG LAKUKAN SIMULASI TANGGAP DARURAT

Proses pengajuan ini berasal dari masyarakat melalui Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD), yang kemudian disaring dan dikaji secara ilmiah oleh tim pusat sebelum diserahkan ke Dewan Gelar.

Jasa dan Kontribusi Soeharto bagi Indonesia

Soeharto dikenal sebagai pemimpin dengan masa jabatan terlama dalam sejarah Indonesia, yakni selama lebih dari tiga dekade. Ia dinilai berjasa dalam membangun stabilitas nasional, ekonomi, dan infrastruktur melalui kebijakan pembangunan Orde Baru.

Di awal masa pemerintahannya, Soeharto menghadapi situasi ekonomi yang sulit akibat hiperinflasi dan ketidakstabilan politik. Melalui kebijakan deregulasi dan pembukaan investasi asing, pemerintah berhasil memulihkan ekonomi nasional dan membawa Indonesia memasuki era pertumbuhan yang lebih stabil.

Bidang pertanian menjadi salah satu prioritas utama. Melalui program swasembada pangan, Soeharto memperkuat produksi nasional lewat bantuan benih unggul, pupuk, dan teknologi pertanian modern. Hasilnya, Indonesia berhasil mencapai swasembada beras pada tahun 1984 dan mendapatkan penghargaan dari FAO PBB pada tahun berikutnya.

Tak hanya itu, pemerintahan Soeharto juga menaruh perhatian besar pada pendidikan dengan meluncurkan Program Pemberantasan Tiga Buta (buta aksara, buta angka, dan buta bahasa). Program ini meningkatkan angka melek huruf secara signifikan dan diakui oleh UNESCO sebagai salah satu inisiatif pendidikan paling sukses di Asia.

Pembangunan infrastruktur nasional juga menjadi tonggak penting Orde Baru. Melalui serangkaian Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita), pemerintah membangun jaringan jalan, jembatan, bendungan, dan fasilitas umum di berbagai daerah, termasuk wilayah terpencil.

Di bidang kesehatan, Soeharto menggagas program Keluarga Berencana (KB) yang berhasil mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan diakui secara internasional. Ia juga memperluas layanan kesehatan melalui pembangunan puskesmas di seluruh daerah.

Baca juga :  Ribuan Ojol Gelar Demo di DPR, Polisi Tegaskan Tak Bawa Senjata Api

Dalam diplomasi luar negeri, Soeharto turut memprakarsai pembentukan ASEAN, memperkuat kerja sama regional Asia Tenggara, dan mengembalikan Indonesia ke keanggotaan PBB setelah sempat keluar pada masa sebelumnya.

Harapan Keluarga Soeharto dan Masyarakat

Bagi keluarga besar Soeharto, usulan gelar ini merupakan bentuk pengakuan terhadap jasa sang mantan presiden dalam membangun Indonesia. Titiek Soeharto berharap agar proses tersebut berjalan dengan objektif dan mempertimbangkan kontribusi nyata Soeharto terhadap bangsa.

Sementara itu, masyarakat memiliki pandangan beragam. Sebagian mendukung penuh dengan alasan jasa besar Soeharto di bidang pembangunan dan stabilitas nasional. Namun, sebagian lainnya masih mengaitkan masa pemerintahannya dengan isu pelanggaran hak asasi manusia dan korupsi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *