Jakarta, Satryo Soemantri Brodjonegoro resmi mengajukan surat pengunduran dirinya sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) pada Rabu (19/2). Surat tersebut telah diserahkan langsung ke Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg). Keputusan ini diambil setelah dirinya merasa telah bekerja maksimal selama empat bulan terakhir, meskipun hasilnya mungkin tidak sesuai dengan harapan pemerintah.

Alasan Pengunduran Diri

Dalam konferensi pers di Kantor Kemendiktisaintek, Satryo menyatakan bahwa ia lebih memilih untuk mundur secara sukarela daripada diberhentikan oleh Presiden Prabowo Subianto.

“Alasan utama saya adalah karena sudah bekerja keras selama empat bulan terakhir. Namun, mungkin hasil kerja saya tidak sesuai dengan harapan pemerintah. Jadi, saya lebih baik mundur daripada diberhentikan,” ungkapnya.

Satryo menambahkan bahwa pengunduran dirinya adalah keputusan pribadi yang diambil setelah mempertimbangkan berbagai aspek. Ia juga menyatakan tetap mendukung program-program pemerintah di bidang pendidikan tinggi, sains, dan teknologi.

Reshuffle Kabinet dan Pengangkatan Brian Yuliarto

Presiden Prabowo Subianto telah melantik Brian Yuliarto sebagai Mendiktisaintek yang baru untuk menggantikan Satryo. Pelantikan tersebut dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 26B Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Merah Putih 2024-2029.

Brian Yuliarto, yang sebelumnya menjabat sebagai Dekan di Institut Teknologi Bandung (ITB), dikenal sebagai sosok akademisi yang memiliki pengalaman luas dalam bidang sains dan teknologi. Ia juga merupakan penerima Habibie Prize 2024 atas kontribusinya dalam pengembangan riset dan inovasi di Indonesia.

Dampak dan Reaksi Publik

Pengunduran diri Satryo menimbulkan berbagai reaksi di kalangan masyarakat dan akademisi. Beberapa pihak menilai bahwa reshuffle ini merupakan langkah yang diambil untuk memperkuat sektor pendidikan tinggi dan riset di Indonesia. Namun, ada juga yang mempertanyakan keputusan Satryo untuk mundur setelah hanya menjabat selama empat bulan.

Baca juga :  Presiden Prabowo Bertemu Delapan Pengusaha Besar, Bahas MBG hingga Danantara

Pakar pendidikan dari Universitas Indonesia, Dr. Arief Hidayat, menilai bahwa perubahan kepemimpinan yang terlalu cepat di sektor pendidikan dapat berdampak pada kebijakan yang belum terlaksana secara optimal.

“Perubahan kepemimpinan yang terlalu cepat bisa menyebabkan kebijakan yang telah dirancang tidak berjalan secara maksimal. Kita perlu melihat bagaimana Mendiktisaintek yang baru dapat melanjutkan atau mengembangkan kebijakan yang sudah ada,” ujarnya.

Kesimpulan

Keputusan Satryo Soemantri Brodjonegoro untuk mundur dari jabatannya sebagai Mendiktisaintek menjadi sorotan publik. Meskipun ia telah bekerja keras selama masa jabatannya, ia merasa lebih baik mengundurkan diri daripada diberhentikan. Dengan adanya reshuffle kabinet ini, diharapkan Brian Yuliarto sebagai Mendiktisaintek yang baru dapat membawa inovasi dan perubahan positif dalam bidang pendidikan tinggi, sains, dan teknologi di Indonesia.

Publik kini menantikan langkah-langkah yang akan diambil oleh Brian dalam mengemban tugas barunya serta bagaimana pemerintah akan memastikan keberlanjutan kebijakan yang telah dirancang sebelumnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *