Jakarta, CNN Indonesia – Meta, perusahaan induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp, mengumumkan rencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 5 persen dari total karyawannya. Angka ini setara dengan 3.600 pekerja dari total 72.000 karyawan berdasarkan laporan kuartalan terakhir perusahaan yang dirilis pada September 2024. Langkah ini menjadi bagian dari kebijakan baru yang diusung CEO Meta, Mark Zuckerberg, untuk meningkatkan standar manajemen kinerja.
Kebijakan Berbasis Kinerja
Dalam memo internal yang pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg, Zuckerberg menegaskan bahwa PHK ini ditargetkan kepada pekerja dengan kinerja terendah. “Saya telah memutuskan untuk meningkatkan standar manajemen kinerja dan menyingkirkan pekerja dengan kinerja rendah lebih cepat,” ujarnya. Langkah ini disebut akan memberikan ruang untuk merekrut talenta baru dengan kualitas lebih baik pada akhir tahun.
Seorang juru bicara Meta mengonfirmasi keakuratan laporan ini. Perusahaan mengakui bahwa proses penilaian kinerja yang biasanya berlangsung selama satu tahun akan dipercepat, sehingga keputusan terkait PHK dapat dilakukan dalam siklus penilaian kinerja saat ini.
Perubahan Kebijakan yang Kontroversial
Keputusan ini muncul di tengah periode perubahan kebijakan besar-besaran di Meta. Beberapa pekan terakhir, perusahaan ini mengubah sejumlah kebijakan, termasuk mengakhiri program pemeriksaan fakta pihak ketiga di Amerika Serikat dan memperbarui kebijakan terkait perilaku kebencian di platformnya. Kebijakan baru ini memungkinkan beberapa jenis konten yang sebelumnya dilarang untuk tetap ada, seperti menyebut perempuan sebagai “objek rumah tangga” atau merujuk pada individu transgender sebagai “itu.”
Perubahan ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak, terutama aktivis hak asasi manusia dan kelompok yang memperjuangkan kesetaraan gender. Kritik lainnya muncul setelah Meta mengakhiri program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) yang dianggap sebagai langkah mundur dalam mendukung keberagaman di tempat kerja.
PHK Massal sejak Pandemi
PHK ini bukan yang pertama kali dilakukan oleh Meta. Sejak pandemi Covid-19, perusahaan ini telah melakukan beberapa gelombang PHK besar-besaran. Pada November 2022, Meta memberhentikan 11.000 karyawan, diikuti dengan ribuan lainnya pada tahun berikutnya. Langkah ini mencerminkan upaya Meta untuk tetap kompetitif di tengah persaingan ketat dan penurunan pendapatan iklan digital.
Dampak dan Prospek
Langkah PHK yang diambil Meta diperkirakan akan berdampak besar, tidak hanya pada karyawan yang kehilangan pekerjaan tetapi juga pada kepercayaan publik terhadap perusahaan. Kritik terhadap kebijakan ini datang dari berbagai kalangan, termasuk analis bisnis yang menilai langkah ini sebagai upaya untuk merayu pemerintahan baru di Amerika Serikat.
Meski demikian, Zuckerberg mengklaim bahwa perubahan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat posisi Meta di pasar global. Dengan fokus pada efisiensi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, Meta berharap dapat mempertahankan daya saingnya di industri teknologi yang terus berkembang.