Kupang, Sebuah perahu yang membawa delapan orang tenggelam di perairan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Rabu (26/3) malam. Insiden ini menyebabkan tiga orang meninggal dunia, termasuk mantan Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandes. Sementara itu, dua orang lainnya masih dalam pencarian oleh tim penyelamat.
Kronologi Kejadian
Kapolres TTU, AKBP Eliana Papote, mengonfirmasi bahwa perahu tersebut tenggelam akibat hantaman gelombang tinggi dan angin kencang. “Perahu ditumpangi delapan orang. Tiga selamat, tiga ditemukan meninggal, dan dua lainnya masih dalam pencarian,” ujar Eliana, Kamis (28/3).
Menurut Kepala Kantor Badan Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kupang, Mexianus Bakabel, perahu jenis lampara itu berangkat dari Pelabuhan Wini sekitar pukul 20.00 Wita untuk memancing. Perkiraan awal menunjukkan bahwa perahu mengalami kecelakaan sekitar pukul 02.00 Wita akibat cuaca buruk.
“Perahu kemungkinan dihantam gelombang tinggi dan angin kencang hingga terbalik,” kata Mexianus. Tiga orang yang selamat berhasil berenang ke pantai, sementara yang lainnya tenggelam.
Upaya Pencarian
Tim SAR gabungan yang terdiri dari Polres TTU, Badan SAR Kupang, dan nelayan setempat segera melakukan pencarian setelah menerima laporan kejadian. Pada Kamis pagi, jasad Raymundus Sau Fernandes ditemukan oleh perahu nelayan yang turut serta dalam pencarian.
Warga setempat, Irenius Taolin, menyebutkan bahwa pada malam kejadian cuaca di sekitar Kecamatan Biboki Moenleu memang buruk. “Hujan deras dan angin kencang terjadi sekitar pukul 22.00 Wita,” ungkapnya.
Hingga saat ini, dua korban yang masih hilang terus dicari oleh tim penyelamat. Menurut informasi yang beredar, mereka merupakan ayah dan anak yang turut serta dalam perjalanan tersebut.
Kondisi Korban Selamat
Tiga orang yang berhasil selamat kini tengah menjalani perawatan dan pemulihan akibat trauma serta kelelahan. Pihak berwenang juga terus berkoordinasi untuk memastikan seluruh korban dapat ditemukan.
Imbauan untuk Keselamatan di Laut
Kejadian ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk selalu memperhatikan kondisi cuaca sebelum melaut. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga terus memberikan peringatan dini terkait cuaca ekstrem yang dapat membahayakan pelayaran.
Pihak keluarga korban yang meninggal telah menerima jenazah untuk proses pemakaman, sementara pencarian dua korban yang masih hilang terus dilakukan oleh tim penyelamat dengan harapan dapat menemukan mereka dalam waktu dekat.