Jakarta, Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan pada perdagangan Jumat (13/2) setelah sebelumnya mengalami tren penurunan selama tiga minggu berturut-turut. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya permintaan bahan bakar minyak (BBM) secara global.
Berdasarkan laporan Reuters, harga minyak berjangka Brent naik sebesar 19 sen menjadi US$75,25 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS mengalami kenaikan 12 sen menjadi US$71,41 per barel. Secara mingguan, Brent mencatat kenaikan 0,7 persen, sementara WTI naik 0,5 persen.
Peningkatan Permintaan Global
Permintaan minyak global kini mencapai 103,4 juta barel per hari, dengan peningkatan tahunan (year on year/yoy) sebesar 1,4 juta barel per hari. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya kebutuhan bahan bakar untuk mobilitas dan pemanas, khususnya pada minggu kedua Februari.
Analis JPMorgan menyebutkan bahwa pada awalnya permintaan minyak cenderung lesu, namun kini menunjukkan pemulihan signifikan. “Awalnya lesu, permintaan untuk bahan bakar mobilitas dan pemanas meningkat pada minggu kedua Februari, yang menunjukkan kesenjangan antara permintaan aktual dan yang diproyeksikan akan segera menyempit,” ujar analis tersebut.
Selain itu, lonjakan harga gas di Eropa juga berpotensi meningkatkan peralihan konsumsi energi dari gas ke minyak, sehingga berkontribusi terhadap peningkatan permintaan minyak global.
Faktor Geopolitik dan Dampaknya terhadap Pasar Minyak
Sementara itu, faktor geopolitik juga turut memengaruhi pergerakan harga minyak. Presiden AS Donald Trump baru-baru ini memerintahkan pejabat perdagangan dan ekonomi untuk mengkaji penerapan tarif timbal balik terhadap negara-negara yang mengenakan tarif pada barang-barang AS. Hasil kajian tersebut diharapkan selesai dan dilaporkan paling lambat 1 April.
Selain itu, perkembangan negosiasi damai antara Rusia dan Ukraina menimbulkan kekhawatiran bagi para pedagang minyak. Jika sanksi terhadap Rusia dicabut, hal ini dapat menyebabkan peningkatan pasokan energi global, yang berpotensi menekan harga minyak ke level yang lebih rendah.
Dalam minggu ini, Trump juga telah menginstruksikan pejabat AS untuk memulai pembicaraan guna mengakhiri konflik di Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dikabarkan telah menyatakan keinginan mereka untuk berdamai dalam panggilan telepon terpisah dengan Trump. Langkah ini dinilai dapat membawa dampak signifikan terhadap stabilitas pasar energi global.
Prospek Pasar Minyak ke Depan
Dengan adanya peningkatan permintaan serta dinamika geopolitik yang terjadi, harga minyak masih berpotensi mengalami fluktuasi dalam beberapa waktu ke depan. Jika tren peningkatan permintaan terus berlanjut, maka harga minyak dapat bertahan di level yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika pasokan global meningkat akibat pencabutan sanksi terhadap Rusia, harga minyak berisiko mengalami tekanan.
Pelaku pasar diharapkan terus mencermati perkembangan global guna mengantisipasi perubahan harga minyak yang dapat berdampak pada sektor energi dan ekonomi secara keseluruhan.
Dengan adanya peningkatan permintaan dan dinamika geopolitik yang berkembang, harga minyak mentah dunia tetap menjadi salah satu faktor utama yang akan diperhatikan dalam pergerakan ekonomi global di masa mendatang.