Jakarta, Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro mengungkapkan bahwa lebih dari 100 orang tewas akibat kecelakaan yang melibatkan truk tambang dan kondisi jalan yang rusak di Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pernyataan tersebut disampaikan dalam pertemuan dengan Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, yang menegaskan komitmennya untuk mencari solusi atas permasalahan ini.
Faktor Penyebab Kecelakaan
Dalam diskusi yang diunggah melalui akun resmi Instagram, Minggu (9/2), Rio Wahyu Anggoro menjelaskan bahwa tingginya angka kecelakaan di wilayah Parung Panjang disebabkan oleh beberapa faktor utama, di antaranya:
- Muatan truk yang berlebihan – Truk tambang yang melebihi kapasitas muatan sering kali kehilangan kendali saat melaju di jalanan yang rusak.
- Kondisi jalan yang buruk – Infrastruktur jalan yang tidak memadai meningkatkan risiko kecelakaan, terutama pada musim hujan.
- Minimnya penerangan jalan – Banyak kecelakaan terjadi pada malam hari akibat kurangnya lampu penerangan di jalur yang dilalui truk tambang.
- Pelanggaran jam operasional – Berdasarkan Peraturan Bupati Bogor Nomor 160 Tahun 2023, truk tambang hanya boleh beroperasi antara pukul 22.00 hingga 05.00 WIB. Namun, banyak warga melaporkan bahwa truk sudah beroperasi sejak siang hari, menyebabkan kemacetan dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Solusi yang Dicanangkan Pemerintah
Menyikapi permasalahan ini, Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi menegaskan komitmennya untuk memperbaiki kondisi infrastruktur dan mengurangi angka kecelakaan akibat truk tambang. Ia berjanji untuk membangun jalur khusus tambang serta memperbaiki jalan provinsi yang rusak akibat aktivitas tambang.
“Pada 2026, kami sudah siap untuk membangun jalur khusus tambang,” kata Dedi. Ia menambahkan bahwa pemerintah akan memprioritaskan perbaikan jalan provinsi dari Kecamatan Cigudeg hingga Kecamatan Parung Panjang sebelum membangun jalur khusus tambang. Diperkirakan proyek ini akan menelan biaya sekitar Rp48 miliar.
Harapan Warga dan Langkah Selanjutnya
Warga Parung Panjang berharap langkah pemerintah dapat segera direalisasikan mengingat banyaknya korban jiwa yang telah berjatuhan akibat kecelakaan di daerah tersebut. Selain infrastruktur, mereka juga menuntut penegakan hukum yang lebih tegas terhadap truk yang beroperasi di luar jam yang telah ditentukan.
“Tidak boleh ada lagi duka dan luka di Parung Panjang,” tegas Dedi Mulyadi.
Dengan adanya komitmen dari pemerintah daerah, diharapkan permasalahan kecelakaan akibat truk tambang di Parung Panjang dapat segera diatasi, sehingga keamanan dan keselamatan warga dapat lebih terjamin.